Bandara Pertama di Dunia di Atas Lahan Reklamasi

|


Kansai International Airport (KIA) Osaka, Jepang

Kansai International Airport (KIA) merupakan bandara internasional yang dibangun di atas lahan reklamasi di Teluk Osaka, Jepang. Bandara tersebut dilengkapi dengan terminal penumpang berlantai empat dengan panjang bangunan 1,7 km. Dirancang oleh arsitek Italia kenamaan, Renzo Piano (bersama Noriaki Okabe). Sampai dengan saat ini, bangunan tersebut tercatat sebagai terminal penumpang terpanjang di dunia. Terminal penumpang dibangun sebagai bagian untuk menegaskan dari sudut pandang publik. Hal ini merupakan kerjasama yang baik antara Jepang dengan pihak asing. Kansai International Airport, memadukan konsep lingkungan dan proses desain yang progresif, membawa kepada suatu kerjasama internasional. Bandara ditampilkan dalam gaya arsitektur abad ke-21. 
Arsitektur bangunan merupakan paduan antara artistika dan fungsional dengan tampilan: atap yang membumbung serta atrium yang tampak megah, memanjang memisahkan antara lantai unrtuk kepentingan domestik dan penerbangan internasional. Untuk terminal kedatangan internasional yang menuju ke bagian imigrasi dan pengklaiman bagasi, dilakukan di tingkat pertama. Sedangkan terminal keberangkatan internasional, pengambilan tiket dilakukan di lantai empat. Sementara itu, penumpang dapat menaiki pesawat dari lantai tiga. Dikatakan bahwa bandara yang dibuka sejak 4 September 1994 ini merupakan sebuah monumen di abad millennium ini. Dalam setiap tahunnya, penumpang yang singgah di bandara ini bertambah 2,5 juta orang.
Terletak sekitar tiga mil dari tepi laut, Kansai International Airport tampak modern namun bersahabat, dan merupakan satu-satunya di dunia sebagai bandara yang berlokasi di lepas pantai dan beroperasi selama 24 jam penuh. Dibangun dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan setempat. Bandara ini melayani 24 kota di Jepang dan 69 keberangkatan setiap harinya, melayani 71 kota yang ada pada 30 negara dengan 660 keberangkatan. Untuk pekerjaan konstruksi, proyek ini membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun dan separuh waktu yang dibutuhkan, digunakan untuk pekerjaan reklamasi .Pada awalnya, hanya ada satu landasan pada bandara tersebut, akan tetapi fungsi bandara sebagai pintu gerbang Jepang, diperlukan rencana besar dimana pada akhirnya dikembangkan tiga landasan dan menjadikan Kansai International Airport menjadi pelabuhan internasional yang membanggakan bagi Jepang.


Perluasan Bandara

Pada akhirnya, Kansai International Airport mendapat posisi penting sebagai lalu-lintas udara internasional. Untuk mempertahankan lebih lanjut dan meningkatkan arti penting keberadaan bandara ini , maka perlu adanya pengembangan pada bandara tersebut. Dengan pengembangan ini diharapkan akan menambah aktivitas ekonomi dan sosial serta berperan positif dalam memperbaiki ekonomi Osaka dan daerah Kansai kearah yang lebih baik. 

Pemerintah telah memperkirakan total nilai ekonomi yang dihasilkan pada pengembangan fase kedua proyek tersebut sekitar USD 94,6 milyar dengan menciptakan lebih banyak lagi pekerjaan baru diseluruh negara. Dengan Kondisi satu landasan sepanjang 3500 meter, bandara mampu melakukan 160.000 keberangkatan dan kedatangan dalam satu tahun. Dengan tambahan landasan kedua, jumlah ini diharapkan naik sampai sampai 230.000 keberangkatan dan kedatangan menjelang tahun 2011.

Perbaikan pekerjaan pondasi telah dimulai sejak tahun 1999 dan landasan pesawat sudah dapat dioperasikan pada bulan Oktober 2007. Telah dikembangkan pula lahan reklamasi seluas 542 ha. dari luas lahan bandara yang ada sebelumnya. Lahan baru tersebut akan dikerjakan untuk landasan baru sepanjang 4000 meter, kompleks kargo dan fasilitas manajemen. Untuk pekerjaan reklamasi kali ini, diperlukan sekitar 270 juta m3 tanah, batu dan pasir. Pada tahap pekerjaan konstruksi jauh lebih sulit dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya, dimana harus mengerjakan pembangunan dikedalaman air yang lebih dalam.  

Di bawah lapisan dasar laut yang memiliki tanah liat setebal 20 meter, pertama-tama airnya harus disingkirkan untuk memperkuat kondisi tanah liat tersebut. Dinding-dinding yang berhubungan langsung dengan laut, dibuat untuk melindungi pulau dari arus ombak samudera. 

Metode yang digunakan untuk memperbaiki kondisi dasar laut adalah dengan sand drain method. Sebelum pekerjaan reklamasi, sejumlah gundukan pasir dituangkan ke dalam tanah liat yang berada di dasar laut. Berat tanah yang dipakai karena reklamasi membuat air di tanah liat di bawah bergerak keluar sepanjang gundukan-gundukan pasir. Dengan demikian, tanah liat tersebut menjadi kuat. 

Untuk mengukur secara persis subsidence pada pondasi digunakan menara pengukur berskala besar setinggi 33.5 meter dari pondasi. Menara akan dipakai sebagai dasar untuk mengukur perubahan deformasi dasar laut.

Delapan tongkang besar pasir untuk pelaksanaan pekerjaan pada laut dalam digunakan untuk memperbaiki dasar laut tersebut. Seluruh perbaikan dasar laut diselesaikan setelah tongkang pasir terakhir disiapkan pada area pekerjaan. Pada Pengembangan tahap kedua, Kansai International Airport akan mengalokasikan dana sekitar USD 13 juta.
Kansai International Airport memang bukan bandara pertama di Jepang yang beoperasional 24 jam. Namun tidak demikian halnya dengan keberadaannya sebagai bandara yang berada di atas sebuah pulau buatan. Hal ini merupakan fasilitas yang istimewa walaupun mahal. Sebagai bukti kepedulian pemerintah Jepang akan solusi sebagai akibat dari semakin terbatasnya tanah yang ada di negeri matahari terbit ini. Sekaligus sebagai upaya untuk mengurangi polusi suara pada daerah-daerah hunian bagi masyarakat Jepang. 
Secara alami, jembatan adalah pilihan logis untuk akses menuju bandara. Akses tersebut dirasakan lebih cepat dan mudah. Sebab, jembatan penghubung tersebut tidak hanya berfungsi sebagai jalan raya, tetapi dilengkapi pula dengan dua jalur rel kereta api yang letaknya lebih rendak daripada dak jembatan tersebut. [JS]
Sumber : Techno Konstruksi