Kisah sufi: Pohon yang ditebang dan Perumpamaannya dengan Manusia

|

Suatu hari seorang laki-laki sedang menebang pohon. Kebetulan tidak lama kemudian datang seorang Sufi yang melihat laki-laki tersebut. Kemudian Sufi tersebut mendekat dan berkata:

"Lihatlah cabangnya yang segar ini, penuh dengan getah, bahagia karena ia belum tahu kalau dipotong."
"Barangkali memang tidak diketahui kerusakan akan membuatnya menderita, tetapi akan mengetahui pada waktunya."
"Sementara itu, engkau tidak dapat menalarnya." Ungkap si Sufi ke laki-laki tersebut.

Hikmah sufi di atas mengandung makna bahwa pemotongan ini, ketidaktahuan ini, inilah keadaan manusia. Manusia yang tidak tahu kapan kematian akan menghampirinya.

Boleh jadi kematian itu akan datang ketika ia masih muda, ketika ia masih gagah, ketika ia masih sehat, ketika ia masih berlimpah harta atau ketika ia sedang asyik tertawa ria. Dan itulah sebabnya mungkin banyak dari kita terlena akan keadaan kita di dunia ini dan melupakan atau tidak dapat menalar bahwa kematian itu pasti, hanya saja waktunya akan selalu menjadi rahasia Allah Swt.

Wallahu a'lam bish-shawab.
Sumber:http://www.jafarsoddik.com/cerita/10/Kisah-sufi-Pohon-yang-ditebang-dan-perumpamaannya-dengan-manusia